Kamis, 24 Januari 2013

Stroke


Stroke adalah gangguan saraf otak yang disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah di otak, yang terjadi dalam tempo sekitar 24 jam atau lebih. Boleh dikatakan serangan stroke terjadi mendadak dan sulit diprediksi, berlangsung sekitar 15-an menit.

Stroke terjadi ketika pasokan darah ke satu bagian otak terhambat cukup parah (karena adanya bekuan darah atau aterosklerosis) atau sama sekali terhenti (karena pecahnya pembuluh darah). Akibatnya kiriman oksigen dan nutrisi bagi jaringan sel-sel saraf otak tersendat atau bahkan terhenti sama sekali. Dalam waktu hanya beberapa menit sel-sel otak pun mati. Hal ini menyebabkan berbagai fungsi otak terganggu yang manifestasinya berupa gangguan gerak (berjalan dan/atau mengangkat tangan), gangguan intelektual (sulit berbicara dan/atau mengerti pembicaraan orang, sulit menghitung), terjadi kelumpuhan pada satu sisi, gangguan pada penglihatan, sakit kepala dan/atau vertigo parah, dan lain-lain.

Anda benar, penyakit stroke memang penyakit yang menakutkan. Juga mematikan! Sebagai orang awam, tentu kita tidak mengetahui apakah tanda-tanda/gejala yang sedang dialami seseorang itu gejala stroke atau bukan. Karena itu penderita stroke sering terabaikan. Hal ini disebabkan tanda-tandanya sangat umum (diawali dengan semutan ringan tanpa sebab, sakit kepala atau vertigo ringan yang datang dan pergi, dan lain-lain.) sehingga sulit diprediksi. Padahal perlu penanganan secepatnya karena bisa berakibat kecacatan permanen bahkan kematian jika terlambat ditangani.

Penyakit stroke akhir-akhir ini banyak diderita kaum muda yang sedang berada pada usia produktif. Akibat­nya sungguh sangat menyulitkan bagi si penderita maupun bagi keluarganya karena pasien stroke umumnya tidak berdaya dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Jadi, Anda benar bahwa penderita stroke parah tidak mampu menyuap makanan, mengenakan atau mem­buka baju, menulis, sulit bicara, dan lain-lain. Mereka sangat membutuhkan bantuan keluarga atau perawat. Selain itu, pasien stroke bisa kehilangan pekerjaannya disebabkan ketidak berdayaan fisik dan intelektual yang dialaminya.

Selain itu perlu diketahui pula bahwa pengobatan/ perawatan bagi penderita stroke makan biaya sangat mahal. Dan makan waktu sangat lama.

Hal lain yang juga sangat mengkhawatirkan adalah bahwa serangan stroke bisa terulang. Biasanya stroke ulangan lebih berbahaya dan sering menyebabkan kematian. Karena itu sedapat mungkin dicegah. Untuk itu perlu menyebarluaskan pengetahuan tentang stroke, terutama di kalangan usia muda dan produktif, agar mereka bisa menjaga kesehatan dirinya.

Banyakkah penderita stroke di Indonesia?
Menurut data tahun 1990-an, diperkirakan ada 500.000 orang penderita stroke, sekitar 125.000 di life antaranya meninggal atau cacat seumur hidup. Tetapi jumlah sebenarnya sulit diketahui karena banyak yang tidak dibawa ke dokter lantaran ketiadaan biaya atau jarak rumah sakit yang jauh dari tempat tinggal. Biaya penyembuhan stroke tidak murah, dan perawatannya berlangsung sangat lama bahkan bisa seumur hidup.

Data yang dirilis oleh Yayasan Stroke Indonesia sungguh membuat kita khawatir. Dinyatakan bahwa kasus stroke di Indonesia menunjukkan kecenderungan terus meningkat dari tahun ke tahun. Setelah tahun 2000 kasus stroke yang terdeteksi terus melonjak. Pada tahun 2004, beberapa penelitian di sejumlah rumah sakit menemukan pasien rawat inap yang disebabkan stroke berjumlah 23.636 orang. Sedangkan yang rawat jalan atau yang tidak dibawa ke dokter/rumah sakit tidak diketahui jumlahnya. Namun Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 berhasil mendata kasus stroke di wilayah perkotaan di 33 provinsi dan 440 kabupaten. Riskesdas tahun 2007 ini berhasil mengumpulkan sebanyak 258.366 sampel rumah tangga perkotaan dan 987.205 sampel anggota rumah tangga untuk pengukuran berbagai variabel kesehatan masyarakat. Hasilnya, stroke merupakan pembunuh utama di antara penyakit-penyakit noninfeksi di kalangan penduduk perkotaan.

Tidak hanya di Indonesia. Konferensi Stroke Internasional yang diadakan di Wina, Austria, tahun 2008 pun mengungkap terus meningkatnya kasus stroke di kawasan Asia akibat berubahnya gaya hidup masyarakat. Ini perlu diantisipasi dengan cara menyebarluaskan pengetahuan tentang bahayanya stroke, misalnya lewat internet, seminar, media massa, dan lain-lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar